Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) baru-baru ini mengungkapkan temuan mengejutkan terkait program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang dilaksanakan di berbagai daerah. Dalam pengawasan yang dilakukan, BPOM menemukan indikasi adanya sayur basi yang seharusnya tidak layak edar untuk program tersebut. Temuan ini menjadi perhatian serius mengingat program MBG bertujuan untuk memberikan makanan bergizi kepada anak-anak, terutama di sekolah-sekolah.

Temuan Sayur Basi

Kepala BPOM, Taruna Ikrar, menjelaskan bahwa temuan sayur basi ini didapatkan saat pihaknya melakukan evaluasi dan pengawasan terhadap pelaksanaan program MBG. Dalam konferensi pers yang diadakan di Mabes Polri, Ikrar menyatakan, “Seluruh Balai Besar dan UPT bekerja bersinergi, mulai dari bagaimana mengevaluasi produk yang akan diberikan, bagaimana dapurnya, bagaimana produknya.” Ia menegaskan bahwa BPOM berperan aktif dalam memastikan kualitas makanan yang akan didistribusikan kepada anak-anak.

Ikrar menambahkan bahwa beberapa paket makanan yang mengandung sayur basi berhasil dicegah sebelum didistribusikan. “Ada beberapa yang seharusnya sudah hampir sampai, tetapi kita cegah. Ini jangan diberikan karena mungkin ada hal yang bisa menimbulkan gangguan kesehatan,” ujarnya. Meskipun demikian, Ikrar enggan mengungkapkan lokasi pasti di mana sayur basi tersebut ditemukan, dengan alasan untuk menghindari kepanikan di masyarakat.

Pengawasan Kualitas Makanan

Program MBG, yang telah berjalan sejak awal tahun 2025, bertujuan untuk memberikan makanan bergizi kepada anak-anak di sekolah-sekolah. BPOM dilibatkan dalam pengawasan kualitas makanan yang akan didistribusikan. Ikrar menekankan pentingnya pengawasan ini untuk mencegah terjadinya keracunan makanan atau masalah gizi yang tidak sesuai. “Intinya, tupoksi BPOM adalah mencegah terjadinya makanan yang diberikan kepada para anak sekolah ini bisa menyebabkan keracunan atau mungkin gizinya tidak pas,” jelasnya.

Dalam pelaksanaannya, BPOM melakukan evaluasi menyeluruh terhadap produk yang akan diberikan, termasuk memeriksa dapur dan proses penyajian makanan. Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa makanan yang disajikan kepada anak-anak tidak hanya aman tetapi juga bergizi.

Keluhan dari Penerima Manfaat

Selama pelaksanaan program MBG, beberapa keluhan telah disampaikan oleh para murid penerima manfaat. Salah satu murid dari Makassar mengungkapkan bahwa pada hari kedua program, temannya menemukan nasi yang sudah tidak layak konsumsi alias basi. “Saya menyarankan agar dapur yang menyiapkan makanan tersebut memperhatikan pola penyajiannya,” kata Siti Nur Hafiza, murid tersebut. Ia juga menyoroti kualitas buah yang disajikan, yang dinilai tidak memadai.

Keluhan semacam ini menunjukkan bahwa meskipun BPOM berusaha keras untuk menjaga kualitas makanan, masih ada tantangan dalam pelaksanaan program di lapangan. Oleh karena itu, BPOM berkomitmen untuk terus melakukan pengawasan dan evaluasi agar program MBG dapat berjalan dengan baik dan memberikan manfaat maksimal bagi anak-anak.

Temuan sayur basi dalam program Makan Bergizi Gratis oleh BPOM menyoroti pentingnya pengawasan kualitas makanan yang diberikan kepada anak-anak. Dengan adanya pengawasan yang ketat, diharapkan program ini dapat berjalan dengan baik dan memberikan dampak positif bagi kesehatan dan gizi anak-anak di Indonesia. BPOM berperan sebagai garda terdepan dalam memastikan bahwa makanan yang disajikan tidak hanya aman tetapi juga bergizi, sehingga dapat mendukung pertumbuhan dan perkembangan anak-anak.